Hidup jauh lebih sederhana ketika di feed sosial media kita hanya berisi foto dan meme kucing. Namun, selama setahun terakhir, feed Anda mungkin terlihat jauh berbeda. Anda mungkin pernah menemukan beberapa foto yang terlihat terlalu berlebihan. Mungkin kamu percaya bahwa itu nyata jika tidak ada yang memberitahumu secara jelas.
Dengan Stable Diffusion, Dall-E, dan Midjourney yang semakin baik dalam menghasilkan gambar, semakin sulit untuk mengetahui apakah beberapa gambar yang Anda lihat secara online itu asli atau palsu.
Dalam artikel ini, kami akan membagikan delapan gambar yang dihasilkan oleh AI yang menjadi viral dan menjelajahi dampak yang terjadi.
Paus dengan Gaya Balenciaga Drip
Sumber: Twitter
Kami rasa tidak banyak yang menduga akan ada “gambar Paus yang memakai jaket puffert” di kartu bingo mereka tahun ini. Foto AI Paus yang mengenakan jaket puffer Balenciaga ini mungkin merupakan foto AI yang paling banyak digunakan tahun ini.
Video ini telah ditonton jutaan kali dan disukai ratusan ribu kali.
Pembuatnya menceritakan bahwa dia hanya sedang bereksperimen dengan Midjourney ketika dia memutuskan untuk membuat karya seni surealis. “Saya hanya berpikir itu lucu melihat Paus mengenakan jaket yang lucu.”
Yang membuatnya begitu mengesankan adalah, betapa meyakinkannya gambar tersebut. Gambar AI tersebut tidak memiliki tanda yang jelas bahwa gambar tersebut dibuat oleh generator foto AI, seperti tangan atau wajah yang terlihat aneh.
Gambar AI menampilkan estetika hiperrealis yang berhasil menipu banyak orang. Meskipun ada tanda-tanda khas ciptaan AI, seperti detail yang buram, gambar Paus dengan gaya swaggy tersebar luas di platform media sosial. Hal ini membuat Chrissy Teigen tertipu, dia men-tweet “Saya pikir jaket puffer Paus itu nyata dan tidak berfikir ulang. tidak mungkin saya bisa bertahan dengan perkembangan teknologi di masa depan yang mungkin bisa lebih canggih lagi”.
Kejadian ini adalah salah satu kasus pertama dari kesalahan informasi yang tersebar luas, menyoroti betapa kuatnya dan potensi bahaya dari teknologi ini.
Trump Ditangkap
Sumber: Twitter
Awal tahun ini, mantan Presiden Donald Trump sedang menunggu keputusan apakah Dia akan didakwa atau tidak. Ketika dunia juga menunggu hasilnya, seseorang membuat gambar-gambar yang menunjukan seperti apa jadinya jika Trump ditangkap.
Eliot Higgins, pendiri platform jurnalis Bellingcat, membuat kehebohan besar ketika dia menulis tweet pada 21 Maret, “Membuat gambar Trump yang akan ditangkap sambil menunggu penangkapan Trump.”
Dia membagikan serangkaian gambar Trump yang sedang ditarik oleh beberapa polisi. Konten yang dihasilkan oleh AI ini dibuat dengan Midjourney, dan telah ditonton sebanyak 6,7 juta kali.
Maksud Higgins hanya ingin menunjukan, betapa dahsyatnya alat bantu pembuatan gambar menggunakan AI. Kami pikir, dia telah membuktikan maksudnya.
Paris Tertutup Sampah
Sumber: Facebook
Sekilas, serangkaian gambar yang mencolok ini tampak menggambarkan Paris, Kota Cahaya yang terkenal, sebagai kota metropolitan yang dipenuhi oleh tumpukan sampah yang menggunung. Konteksnya masuk akal: para pekerja pengangkut sampah memang telah melakukan mogok kerja pada awal tahun, yang membuat pemandangan dramatis sampah di jalanan dan bahkan di depan rumah para politisi. Namun demikian, jika dicermati lebih dalam, ternyata ada hal yang berbeda dalam narasi tersebut.
Dirilis pada bulan Agustus, gambar-gambar ini, yang menunjukkan bahwa Menara Eiffel dan Museum Louvre dikelilingi oleh sampah, bukanlah dampak dari mogok kerja – melainkan hasil ciptaan AI. Gambar-gambar tersebut berasal dari video TikTok, yang telah ditonton lebih dari 450.000 kali.
Situs pemeriksa fakta AFP melacak asal-usul gambar-gambar tersebut ke halaman Facebook seorang seniman yang dikenal sebagai Nik Art, yang mengonfirmasi bahwa gambar-gambar tersebut dibuat bersama Midjourney.
AI Memenangkan Penghargaan Bergengsi Sony
Sumber: BBC
Para juri terkejut dengan karya Boris Eldagsen yang berjudul “Pseudomnesia: The Electrician”. Gambarnya begitu bagus sehingga memenangkan Sony World Photography Award tahun ini.
Kecuali, ketika Eldagsen menolak penghargaan tersebut setelah mengungkapkan bahwa karya yang menang itu dihasilkan oleh AI. Dalam wawancara berikutnya, ia berbagi bahwa ia ingin memulai dialog tentang peran AI dalam masa depan seni visual.
Gambar Eldagsen, sebuah potret hitam-putih yang menghantui, mencapai status viral, menunjukkan kemampuan AI untuk meniru realitas secara meyakinkan. Insiden ini telah memperkuat diskusi tentang tempat AI dalam seni, dengan banyak yang menyerukan pembedaan yang jelas antara karya-karya yang dihasilkan oleh AI dan karya manusia dalam kompetisi.
Pentagon dalam Kobaran Api (Palsu)
Sumber: Bloomberg
Masukan mengejutkan lainnya dalam daftar ini, mungkin memiliki dampak terbesar dalam hal memperkenalkan kreasi gambar AI kepada publik. Pada bulan Mei tahun ini, sebuah gambar ledakan di dekat Pentagon mulai beredar di Twitter.
Meskipun pencipta resminya tidak pernah mengungkapkan diri mereka (karena alasan yang jelas), gambar-gambar tersebut dengan cepat terbukti palsu. Namun demikian, gambar tersebut menimbulkan kepanikan dan kebingungan, bahkan menyebabkan gejolak di pasar saham.
Ini adalah pengingat yang jelas tentang potensi penyalahgunaan teknologi AI untuk menciptakan berita palsu yang meyakinkan, yang, dikombinasikan dengan sifat viral platform seperti Twitter, dapat menyebar lebih cepat daripada yang dapat diperiksa faktanya.
Akun Instagram penuh Orang Palsu
Sumber: Ars Technica
Bayangkan rasa bersalah karena telah menipu semua pengikut Anda yang begitu membebani Anda sehingga Anda merasa harus jujur. Pada tanggal 23 Januari, Jos Avery mengatakan kepada Ars Technica bahwa gambar yang ia unggah di Instagram adalah “dihasilkan AI, diselesaikan oleh manusia”.
Sekarang, ini tidak akan menjadi masalah, tetapi pengikut Avery yang terus bertambah terkesan dengan keterampilan teknis dan penguasaan dalam karyannya. Masalahnya adalah Dia merasa sulit untuk mengakui bahwa AI memainkan peran penting dalam proses artistik.
Jika dia tidak mengungkapkan proses di balik layarnya, apakah kita akan pernah tahu yang sebenarnya?
Musk dan Barra Bergandengan Tangan
Sumber: Twitter
Melihat Elon Musk bergandengan tangan dengan pesaingnya di General Motors, Mary Barra, tentu saja membuat banyak orang terheran-heran saat gambarnya pertama kali dirilis.
Gambar viral ini, yang dibuat oleh Brian Lovett dari Midjourney, menunjukkan kedua CEO yang bersaing ini berjalan beriringan seolah-olah mereka sedang berkencan. Jelas sekali bahwa ini adalah gambar AI yang muncul dari situasi yang tidak masuk akal.
Musk menanggapinya dengan humor, dengan menjawab, “Saya tidak akan pernah mengenakan pakaian itu”.
Model AI Lebih Banyak Pengikut Daripada Anda dan Saya.
Sumber: Instagram
Melihat akun influencer adalah hal yang biasa seperti orang yang mengambil foto selfie. Jadi, perkenalan Milla Sofia pada bio Instagram-nya, “Gadis virtual berusia 24 tahun yang tinggal di Helsinki.” Terdengar biasa saja.
“Saya adalah ciptaan AI.” adalah hal yang menarik.
Sofia adalah model yang dihasilkan oleh AI. Semua fotonya di seluruh platform media sosialnya juga dibuat dengan AI, meskipun dalam format yang sesuai dengan yang Anda harapkan dari para influencer.
Dia pertama kali menjadi viral ketika dia berbagi klip TikTok dengan mengenakan pakaian musim panas dengan latar belakang padang bunga. Pengguna TikTok lainnya memberikan pujian, meskipun ada pengumuman publik bahwa dia adalah model AI.
Sofia adalah contoh bagaimana gambar yang dihasilkan AI, dan manusia, menjadi lebih diterima secara luas di masyarakat saat ini. Bahkan, beberapa model AI bahkan telah mendapatkan sponsor dari berbagai brand.
Cara Membedakan Gambar yang Dihasilkan AI dan Gambar Asli
Memahami perbedaan antara gambar yang dihasilkan AI dan gambar asli cukup sederhana. Anda tinggal mencari tanda-tanda detail yang buram atau gambar tangan dan kaki yang tidak biasa.
Tetapi AI semakin cerdas, dan petunjuk ini menjadi kurang jelas. Untuk membantu Anda mengenali gambar yang dihasilkan oleh AI, Anda harus menggali lebih dalam. Anda dapat melakukannya dengan menerapkan metode SIFT:
- Berhenti: Luangkan waktu sejenak untuk berhenti sejenak dan mengevaluasi gambar sebelum menerimanya sebagai gambar yang nyata.
- Selidiki: Gali lebih dalam ke dalam gambar dengan memeriksa detailnya, mencari ketidak konsistenan atau elemen yang tidak biasa.
- Temukan liputan yang lebih baik: Cari sumber tambahan atau informasi terkait yang dapat memberikan lebih banyak konteks tentang asal dan keaslian gambar.
- Lacak konteks aslinya: Lacak gambar kembali ke sumber aslinya untuk memverifikasi keabsahannya dan mencegah penyebaran informasi yang salah.
Hal ini membantu memilih gambar yang asli dan yang palsu dan menjauhkan Anda dari berita palsu.
Bagaimana Perusahaan Teknologi Besar Menghentikan Informasi yang Salah
Meskipun Anda bisa tetap waspada, namun semakin sulit untuk mengetahui apakah suatu gambar dibuat oleh alat bantu AI generatif. Anda dapat membuat gambar dalam aplikasi yang mudah diakses seperti Dall-E melalui langganan ChatGPT Plus atau Midjourney.
Gambar Pentagon palsu tersebut sempat menimbulkan kepanikan di dunia maya karena warganet bertanya-tanya apakah gambar tersebut asli atau tidak. Untungnya, hal itu segera dibantah. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah perusahaan teknologi besar dapat melakukan sesuatu untuk memudahkan dan membedakan antara gambar asli dan palsu.
Salah satu saran yang diberikan adalah menerapkan jejak yang tak terlihat atau watermarks. Dan Google, Adobe, dan Microsoft menyetujui untuk mendukung label konten AI. Google berencana untuk menambahkan pengungkapan pada gambar yang dihasilkan oleh AI, sementara kredensial konten Adobe melacak pengeditan AI, bertindak seperti label nutrisi digital.
Namun, alat ini tidak mudah digunakan dan manipulasi mungkin saja terjadi. Label semacam itu bisa menjadi kunci untuk menemukan kebenaran di dunia digital kita yang kompleks ini, meskipun ada banyak tantangan.
Kesimpulan
Seperti yang telah kita lihat, kemampuan AI untuk membuat gambar telah mencapai tingkat yang baru, secara cerdik menyusun pixel menjadi gambar yang dapat menipu bahkan mata yang paling tajam sekalipun.
Delapan fenomena viral ini hanyalah sekilas tentang masa depan di mana batas antara sentuhan seniman dan kode algoritma menjadi tidak dapat dibedakan. Ini adalah pengingat bahwa, meskipun kita dapat menghargai keajaiban teknologi tersebut, kita juga harus melangkah dengan hati-hati, memastikan bahwa kita tetap berpijak pada kenyataan saat kita melangkah ke dunia yang semakin kompleks yang dilukiskan oleh AI untuk kita.
Tentu saja, ada cara lain untuk menggunakan AI untuk menghasilkan gambar. Jika Anda membutuhkan alat bantu AI untuk membuat konten panjang dan visualisasi data, mengapa tidak mencoba Piktochart AI?
Anda dapat menciptakan beragam luas visual dari satu prompt. Alat bantu kami akan menghasilkan serangkaian visual berdasarkan permintaan Anda, dan mencocokkannya dengan templat yang paling sesuai dalam galeri kami yang banyak. Anda hanya perlu memilih salah satu yang terbaik, kemudian menyesuaikannya di editor kami hingga sesuai dengan kebutuhan Anda.